gemercik air hujan
yang kau kirimkan
semacam orang yang
membaca kitab kelam
menoreh luka
membuncah air garam
dalam setiap kisi
ketika malam jatuh tertidur
di pangkuan ku
kemanakah rasa ini menuju
membumbung tinggi
ke angkasa biru
melanglang semesta
pun akhirnya
aku tak tahu lagi
mana hitam
atau rupa abu
semua menghilang
dari rah-sia ku mengukur
padamu yang tak terukur
mari kita ngobrol
sambil minum kopi
sesaat sebelum
kita beranjak
pergi...
280308
Tidak ada komentar:
Posting Komentar